Thursday, July 13, 2023

Menggali Lezatnya Warisan Kuliner Tuban: Sensasi Pedas Rica-Rica Belut yang Melegenda

 

Sentuhan Rasa dan Kenangan di Setiap Suapan


    Jika kita berbicara tentang kuliner khas Jawa Timur, nama-nama besar seperti rawon, rujak cingur, atau soto Lamongan pasti langsung terlintas di benak. Namun, pernahkah kamu mencicipi rica-rica belut khas Tuban? Sebuah masakan pedas nan gurih yang bukan hanya menggoyang lidah, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang warisan kuliner masyarakat pesisir utara Jawa ini. Sebagai seorang blogger yang mencintai kuliner lokal, saya merasa wajib menuliskan tentang kelezatan yang satu ini, bukan hanya untuk memanjakan pembaca, tapi juga untuk menjaga cerita di balik tiap asap yang mengepul dari dapur-dapur sederhana di Tuban.


    Rica-rica belut bukan sekadar masakan. Di Tuban, makanan ini merupakan warisan kuliner turun-temurun yang identik dengan cita rasa pedas membara dan aroma rempah yang khas. Konon, sejak puluhan tahun lalu, masyarakat Tuban yang tinggal di daerah persawahan sering menangkap belut di pematang sawah seusai hujan. Belut yang ditangkap segar kemudian dimasak dengan bumbu rica-rica, perpaduan cabai merah, bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, dan daun jeruk. Hasilnya? Masakan dengan rasa pedas gurih yang melekat di lidah, bahkan bagi mereka yang baru pertama kali mencobanya. Sebagai kuliner khas Tuban, rica-rica belut memiliki ciri khas yang membedakannya dari rica-rica di daerah lain. Penggunaan belut lokal, cara pengolahan tradisional, serta teknik menumis bumbu hingga harum menjadikannya tak tergantikan.


    Belut bukan hanya enak, tapi juga menyehatkan. Kandungan proteinnya tinggi dan kaya akan zat besi, sehingga cocok dikonsumsi untuk menjaga stamina tubuh. Di Tuban, masyarakat masih banyak yang mengandalkan belut sawah liar karena rasanya dianggap lebih gurih dan teksturnya lebih kenyal dibandingkan belut hasil budidaya. Saya sendiri pernah mencoba menangkap belut bersama warga lokal di Desa Sumberjo. Sensasinya luar biasa! Butuh kesabaran, ketelitian, dan tentu saja tak takut kotor. Dari pengalaman itu, saya bisa merasakan betapa eratnya hubungan masyarakat Tuban dengan lingkungan mereka, termasuk dalam hal kuliner.


    Pertama kali saya mencicipi rica-rica belut khas Tuban adalah di sebuah warung sederhana di Kecamatan Rengel. Warung itu tak punya nama mencolok, hanya papan kayu tua yang sedikit pudar di bagian depan. Namun siapa sangka, di sanalah saya menemukan cita rasa yang tak terlupakan. Saat disajikan, aroma pedas dan rempah langsung menyeruak. Belutnya digoreng dulu hingga kering, lalu dimasak lagi dengan bumbu rica-rica. Ada sensasi kriuk di bagian luar, tapi tetap lembut di dalam. Kuah kentalnya membalut belut dengan sempurna, menciptakan kombinasi rasa gurih, pedas, dan sedikit manis yang membuat saya ingin terus menyuap. Sepiring nasi hangat pun habis dalam waktu singkat.


    Saya sempat berbincang dengan ibu pemilik warung. Ia mengatakan bahwa resep rica-rica belut itu sudah diwariskan dari neneknya. "Kalau masaknya gak pakai hati, rasanya beda," ucapnya sambil tersenyum. Kalimat sederhana itu menyentuh saya adalah kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga soal perasaan dan warisan. Sebagai seorang blogger yang fokus pada kuliner dan budaya lokal, saya merasa penting untuk menuliskan tentang rica-rica belut ini. Di tengah gempuran makanan cepat saji dan tren kuliner modern, makanan tradisional seperti rica-rica belut khas Tuban justru harus terus digaungkan. Bukan hanya karena kelezatannya, tetapi juga karena nilai historis dan budaya yang melekat di dalamnya.


    Apalagi, saat ini banyak generasi muda yang belum tentu tahu bagaimana cara memasak belut, atau bahkan belum pernah mencicipinya. Maka dari itu, melalui tulisan ini, saya berharap rica-rica belut bisa menjadi salah satu daya tarik kuliner khas Tuban yang tidak kalah dengan makanan viral dari daerah lain. Bagi kamu yang penasaran dan ingin mencoba langsung rica-rica belut khas Tuban, berikut beberapa tempat rekomendasi:

  1. Warung Mbah Iyem - Kecamatan Rengel, Tempat legendaris yang jadi langganan warga lokal. Belutnya gurih dan bumbunya sangat terasa.
  2. Rica-Rica Belut Bu Tri - Desa Karang, Warung ini terkenal dengan sambal rica-nya yang super pedas. Cocok untuk pencinta cabai!
  3. Pusat Kuliner Tuban - Alun-Alun Tuban, Kalau kamu ingin mencoba variasi rica-rica dari berbagai penjual, datanglah ke sini pada malam hari.


Agar pengalamanmu menikmati rica-rica belut khas Tuban lebih maksimal, berikut beberapa tips dari saya:

  1. Pilih belut yang kecil sampai sedang, karena teksturnya lebih empuk dan bumbu lebih meresap.
  2. Makan selagi hangat, agar sensasi pedas dan gurihnya tetap maksimal.
  3. Padukan dengan nasi jagung atau nasi putih pulen, karena rasa netralnya membantu menyeimbangkan pedas rica-rica.
  4. Jika kamu tak tahan pedas, minta sambalnya dipisah. Namun percayalah, sedikit rasa pedas justru menambah kenikmatan.


    Sebagai blogger, saya percaya bahwa makanan lokal adalah identitas yang patut dibanggakan. Rica-rica belut khas Tuban bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang nilai, budaya, dan cerita masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam. Jadi, kalau kamu berencana mengunjungi Jawa Timur atau sekadar ingin menjelajah rasa Nusantara, jangan lewatkan rica-rica belut Tuban. Mungkin, dalam satu suapan saja, kamu akan jatuh cinta seperti saya.


4 comments:

  1. wahhh, kak spill lagi dong kuliner2 khas wisata yang unik yummy ❤

    ReplyDelete
  2. wuahh, enak juga ya

    ReplyDelete
  3. Semurah itu ya makanan di daerah

    ReplyDelete