Pernahkah kamu mencicipi makanan yang membuatmu merasa seperti sedang menyusuri waktu dan kembali ke akar tradisi? Saya mengalaminya saat pertama kali mencoba Pendap, kuliner khas Bengkulu yang sederhana dalam rupa, tapi kaya rasa dan sarat sejarah. Pendap bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita. Di balik balutan daun talasnya, tersimpan bumbu-bumbu yang kaya rempah, teknik memasak yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan rasa cinta orang Bengkulu terhadap budaya mereka sendiri. Yuk, kita kupas lebih dalam tentang si “permata tersembunyi” dari pesisir barat Sumatera ini.
Pendap adalah makanan tradisional khas Bengkulu, yang konon telah ada sejak zaman Kesultanan Banten berkuasa di wilayah pesisir barat Sumatera. Makanan ini dikenal sebagai “ikan pais” oleh masyarakat lokal, dan merupakan hasil adaptasi masyarakat nelayan Bengkulu dalam mengawetkan ikan menggunakan rempah-rempah dan cara pengolahan unik. Pendap diciptakan sebagai makanan tahan lama. Para nelayan yang pergi melaut berhari-hari membutuhkan makanan yang bisa bertahan lama tanpa basi, maka digunakanlah bumbu rempah seperti bawang putih, kencur, dan cabai sebagai pengawet alami. Ikan dibalut dengan bumbu lalu dibungkus daun talas dan dikukus berjam-jam. Hasilnya adalah hidangan yang aromatik, lembut, dan menggugah selera.
Di masa sekarang, Pendap sudah tak lagi hanya makanan nelayan. Ia telah menjelma jadi simbol kuliner Bengkulu dan bahkan menjadi menu wajib di acara pernikahan, syukuran, dan jamuan tamu kehormatan. Sekilas, Pendap mungkin tampak sederhana: ikan yang dibungkus daun dan dikukus. Tapi begitu kamu mencicipinya, kamu akan langsung tahu ini bukan sembarang masakan kukus. Rasa dominan Pendap adalah pedas, gurih, dan aromatik. Bumbunya meresap hingga ke dalam daging ikan, karena proses pembungkusan dan pengukusan yang panjang. Beberapa bahan khas yang memberi Pendap ciri rasa unik antara lain:
- Kencur memberi aroma tanah yang segar dan khas
- Cabai rawit dan cabai merah besar menghasilkan pedas yang membakar tapi nikmat
- Kelapa parut memberi tekstur dan rasa gurih
- Daun talas saat dikukus memberi aroma lembut dan rasa sedikit pahit yang menyeimbangkan rasa keseluruhan
Biasanya, Pendap menggunakan ikan kakap, ikan tongkol, atau ikan laut lainnya yang berdaging padat. Rasanya makin mantap jika disantap dengan nasi hangat, sambal, dan lalapan. Meski terdengar rumit, sebenarnya Pendap bisa dibuat di rumah dengan bahan-bahan yang cukup mudah ditemukan. Saya sendiri pernah mencobanya dan hasilnya tidak mengecewakan.
Bahan-bahan:
Bumbu halus:
Cara Membuat:
- Campurkan bumbu halus dengan kelapa parut. Aduk hingga merata.
- Lumuri ikan dengan campuran bumbu dan diamkan selama 30 menit agar meresap.
- Siapkan daun talas, bersihkan dan lap hingga kering. Bungkus ikan berbumbu di dalam daun talas seperti membungkus lontong.
- Ikat menggunakan tali rafia agar tidak bocor.
- Kukus selama 4–5 jam agar bumbu benar-benar meresap dan daun lunak.
Angkat dan sajikan hangat dengan nasi putih dan sambal terasi. jika kamu tidak suka rasa gatal dari daun talas, bisa direndam dulu semalaman atau rebus sebentar sebelum digunakan.
Kalau bicara tentang warung pendap legendaris, nama yang hampir selalu disebut adalah “Pendap Yu Nah”. Warung ini berada di kawasan Pasar Minggu, Kota Bengkulu, dan sudah berdiri sejak tahun 1985. Pendap Yu Nah terkenal karena mempertahankan cara pengolahan tradisional, yaitu dengan mengukus menggunakan tungku kayu dan membungkus dengan daun talas asli yang ditanam sendiri. Tidak heran, rasa pendap di sini dianggap “asli banget” oleh warga lokal dan wisatawan. Selain pendap, warung ini juga menyajikan olahan khas Bengkulu lain seperti gulai tempoyak, ikan pais tempoyak, dan sambal seruit.
Di era media sosial seperti sekarang, ada satu nama yang sedang naik daun dan viral di TikTok serta Instagram, yaitu “Pendap Pak Umar”. Terletak di Jl. Soekarno Hatta, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Pendap Pak Umar dikenal karena:
- Menyajikan pendap kekinian dalam kemasan praktis
- Bisa dikirim ke luar kota via frozen food
- Rasa tetap otentik meskipun lebih modern dari sisi penyajian
- Memiliki varian baru seperti pendap ayam, pendap udang, dan bahkan pendap vegetarian
Pendap Pak Umar juga sering dijadikan oleh-oleh karena daya tahan makanannya bisa mencapai 5–7 hari dengan pendingin. Banyak food vlogger yang mengulas tempat ini dan memberi pujian tinggi atas konsistensi rasanya. Banyak makanan khas Indonesia, tapi hanya sedikit yang bisa seunik dan sekaya Pendap:
- Menggunakan bahan lokal: daun talas, kelapa, rempah-rempah
- Teknik pengolahan kuno yang masih dipertahankan
- Cita rasa khas yang belum tentu kamu temukan di tempat lain
Bagi saya pribadi, mencicipi Pendap adalah cara saya “menghargai warisan kuliner” yang nyaris terlupakan. Ketika banyak makanan modern bermunculan, Pendap tetap berdiri dengan bangga atas kesederhanaannya. Sebagai penulis dan juga pecinta kuliner, saya merasa beruntung bisa mengenal dan menikmati Pendap. Makanan ini bukan sekadar pengisi perut tapi juga pengisi cerita dalam identitas sebuah daerah. Bengkulu mungkin tidak selalu disebut dalam daftar destinasi kuliner utama di Indonesia, tapi lewat Pendap, saya rasa kita harus memberi penghormatan lebih kepada provinsi ini.
Jika kamu sedang mencari pengalaman rasa yang berbeda, Pendap Bengkulu adalah jawabannya. Rasanya pedas, gurih, wangi, dan penuh kejutan di setiap suapan. Lebih dari itu, ia juga membawa kamu ke dalam cerita tentang laut, nenek moyang, dan daun-daun yang menyelimuti cita rasa masa lalu. Kamu sudah pernah coba Pendap? Atau justru baru mendengarnya hari ini? Apapun itu, saya sarankan kamu coba karena siapa tahu, kamu bisa jatuh cinta seperti saya.
No comments:
Post a Comment