Minggu, 19 Mei 2024

NEGARA YANG "MEMAKSA" WARGA NYA UNTUK BERSIH

 SINGAPURA


    Seperti yang kita ketahui semua organisasi internasional sedang menggalakkan kebersihan lingkungan, dengan cara mendaur ulang sampah. Dimana-mana sampah selalu menjadi masalah di semua kalangan, baik di Negara miskin maupun di Negara Maju sekalipun. namun ada 1 negara yang menjadi perhatian dalam menggalakkan sampah, bahkan tidak segan-segan untuk memberikan sanksi atau denda yang sangat besar kepada masyarakatnya apabila melanggar, yakni : Negara Singapura.

    Apa yang ada dalam pikiran kalian ketika mendengar kata "Singapura" ?, yups! apalagi kalau bukan keindahan dan kebersihan akan kota itu. tata kotanya semua rapi dan bersih. tapi pernahkah kalian bertanya bagaimana pemerintah dapat mengelolanya. mari bersama-sama kita bedah dimulai dari sejarahnya.

    Singapura adalah sebuah negara pulau yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya, sekitar 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Singapura berbatasan dengan Selat Johor di utara, yang memisahkannya dari Malaysia, dan Selat Singapura di selatan, yang memisahkannya dari Kepulauan Riau di Indonesia. Dilihat dari sejarahnya, Singapura mencapai kemerdekaan penuh pada 9 Agustus 1965 setelah berpisah dari Federasi Malaysia. Singapura menjadi koloni mahkota Inggris pada tahun 1867. di dalam Pemerintahannya, Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem satu kamar. Presiden adalah kepala negara, sementara Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan. Partai Aksi Rakyat (PAP) telah menjadi partai dominan sejak kemerdekaan.

    Singapura memiliki ekonomi pasar yang maju dan sangat bergantung pada perdagangan internasional. Negara ini dikenal sebagai salah satu pusat keuangan terkemuka di dunia, serta pelabuhan tersibuk kedua di dunia berdasarkan tonase kargo yang ditangani. Sektor-sektor utama dalam ekonomi Singapura meliputi elektronik, bioteknologi, dan sektor jasa keuangan. Singapura memiliki populasi yang beragam dengan mayoritas etnis Tionghoa, diikuti oleh Melayu, India, dan kelompok etnis lainnya. Bahasa resmi di Singapura adalah Bahasa Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa administrasi dan pendidikan. Singapura adalah sebuah melting pot budaya dengan perpaduan berbagai tradisi dan pengaruh dari Tiongkok, Melayu, India, dan Barat. Singapura adalah contoh negara kecil dengan pengaruh besar di panggung global, berkat pemerintahannya yang efisien, ekonominya yang kuat, dan masyarakatnya yang beragam dan dinamis.

Singapura dikenal sebagai negara yang sangat bersih dan hampir tidak ada sampah yang terlihat di jalan-jalannya. berikut beberapa alasan Singapura bisa mencapai tingkat kebersihan yang tinggi :

    Alasan 1 adalah Kebijakan Pemerintah yang Ketat Pemerintah Singapura memberlakukan aturan dan regulasi yang sangat ketat terkait pembuangan sampah dan kebersihan umum. Misalnya, membuang sampah sembarangan dapat dikenai denda yang sangat tinggi, bahkan bisa sampai dipenjara dalam kasus tertentu. Pemerintah dan berbagai organisasi mengadakan kampanye untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan bisnis. Singapura terkenal dengan kampanye publiknya yang efektif untuk mengurangi sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh kampanye publik yang telah dilakukan:

  • "Keep Singapore Clean",
     Pada 2018, Singapura merayakan 50 tahun kampanye ini dengan berbagai kegiatan yang melibatkan komunitas, sekolah, dan organisasi untuk membersihkan lingkungan mereka. Acara tersebut dilaporkan oleh berbagai media seperti The Straits TimesKampanye ini adalah salah satu inisiatif paling terkenal dan berkelanjutan di Singapura. Dimulai pada tahun 1968 oleh Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, kampanye ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan bersih di masyarakat Singapura.
  • "Say YES to Waste Less",
The Straits Times melaporkan bahwa kampanye ini melibatkan lebih dari 59 supermarket dan jaringan makanan dan minuman, yang memberikan insentif kepada pelanggan yang membawa wadah sendiri atau menggunakan alternatif ramah lingkungan. (Sumber: The Straits Times).  Diluncurkan oleh National Environment Agency (NEA) pada 2019, kampanye ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mempromosikan penggunaan wadah yang dapat digunakan kembali.
  • "Towards Zero Waste"
Menurut Channel NewsAsia, kampanye ini mencakup berbagai inisiatif, termasuk program pendidikan di sekolah, peningkatan fasilitas daur ulang, dan kemitraan dengan bisnis untuk mengurangi limbah. (Sumber: CNA). Kampanye ini diluncurkan sebagai bagian dari Sustainable Singapore Blueprint. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir dengan meningkatkan daur ulang dan mengurangi limbah makanan.

  • "Clean & Green Singapore" 
Setiap tahun, acara ini dilaporkan oleh berbagai media. Pada 2020, Channel NewsAsia melaporkan tentang peluncuran CGS yang mencakup inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan daur ulang di komunitas. (Sumber: CNA). CGS adalah program tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dan memperkuat komitmen masyarakat terhadap kebersihan dan penghijauan.

  • "Public Hygiene Council" Initiatives

Pada 2021, The Straits Times melaporkan tentang kampanye PHC yang berfokus pada kebersihan di tempat umum dan pelibatan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. (Sumber: The Straits Times). Public Hygiene Council (PHC) sering mengadakan kampanye dan kegiatan untuk mempromosikan kebersihan publik, termasuk acara gotong royong, lokakarya pendidikan, dan kampanye kesadaran.

Kampanye-kampanye ini menunjukkan bagaimana pemerintah dan masyarakat Singapura bekerja sama untuk menjaga kebersihan dan mengurangi sampah, menjadikan negara tersebut sebagai model untuk pengelolaan sampah yang efektif.

    Alasan Ke 2 adalah Kesadaran masyarakat Singapura tentang pentingnya kebersihan sangat tinggi. Pendidikan tentang kebersihan dan tanggung jawab lingkungan diajarkan sejak dini, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Singapura memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat efisien, termasuk fasilitas daur ulang dan incinerator modern yang mengubah sampah menjadi energi. Sampah yang tidak bisa didaur ulang diolah dengan teknologi tinggi sehingga tidak mencemari lingkungan. Singapura mendorong pemilahan sampah sejak dari sumbernya (rumah tangga dan bisnis) melalui program-program daur ulang. Tempat sampah terpisah untuk barang daur ulang seperti kertas, plastik, kaca, dan logam disediakan di berbagai lokasi. Sampah dikumpulkan secara teratur oleh perusahaan jasa kebersihan yang disewa oleh pemerintah. Sampah daur ulang dikumpulkan pada hari-hari tertentu yang berbeda dari sampah umum. dimana Sampah dikumpulkan secara teratur oleh perusahaan jasa kebersihan yang disewa oleh pemerintah.

    Singapura menyediakan banyak tempat sampah di tempat umum sehingga masyarakat tidak kesulitan untuk membuang sampah pada tempatnya. Fasilitas-fasilitas ini juga rutin dibersihkan dan dipelihara. Singapura menerapkan teknologi canggih untuk memantau dan menjaga kebersihan. Misalnya, penggunaan sensor di tempat sampah untuk memastikan bahwa tempat sampah tidak penuh dan bisa segera dikosongkan. hingga saat ini Singapura terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru untuk pengelolaan sampah, termasuk teknologi untuk mengubah sampah menjadi energi dan material baru.

    Dengan kombinasi dari kebijakan yang ketat, kesadaran masyarakat, sistem pengelolaan sampah yang efisien, fasilitas yang memadai, kampanye kesadaran lingkungan, dan penerapan teknologi, Singapura berhasil menjaga kebersihan kotanya dan hampir tidak ada sampah yang terlihat di tempat umum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar