Monday, May 5, 2025

Pempek Palembang: Asal-Usul, Perbedaan Belida vs Tenggiri, dan Rahasia Kenikmatannya

May 05, 2025 0 Comments



Pempek adalah salah satu ikon kuliner Indonesia yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Cita rasanya yang gurih, teksturnya yang kenyal, dan siraman cuko pedas-manis membuat pempek digemari di seluruh Nusantara. Namun, tahukah kamu bahwa pempek asli Palembang memiliki perbedaan unik dibandingkan pempek yang dibuat di daerah lain? Yuk, kita bahas lebih dalam tentang asal usul, perbedaan bahan, serta warung pertama yang menjajakan hidangan legendaris ini!


Pempek dipercaya sudah ada sejak abad ke-16, saat masa Kesultanan Palembang Darussalam. Menurut sejarah, ide awal tercetus dari seorang warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Palembang. Ia merasa prihatin melihat melimpahnya ikan sungai di sekitar Sungai Musi yang tidak dimanfaatkan dengan optimal. Akhirnya, ia mencoba mengolah daging ikan dengan cara mencampurkannya dengan tepung sagu, membentuk adonan kenyal, dan menggorengnya. Makanan baru ini kemudian dijual keliling kota menggunakan pikulan. Sang penjual dikenal dengan sebutan "Apek", sebutan umum untuk lelaki tua dalam bahasa Hokkien dan lambat laun masyarakat menyebut makanan itu sebagai "Pempek", plesetan dari kata "Apek".


Warung pempek pertama yang tercatat membuka usaha secara resmi adalah Pempek Candy dan Pempek Pak Raden. Namun, dalam sejarah lebih awal, keluarga-keluarga Palembang telah lebih dulu membuat pempek rumahan sejak abad ke-19. Barulah pada tahun 1970-an, pempek berkembang menjadi industri kuliner yang lebih besar dan profesional di Palembang.


Asal mula pempek tradisional Palembang menggunakan ikan belida (Chitala lopis), yang merupakan ikan air tawar endemik Sungai Musi. Ikan belida memiliki daging yang lembut, gurih alami, dan sedikit rasa manis, membuat tekstur pempek menjadi lebih halus dan rasa ikannya lebih tajam namun tidak amis. Namun, seiring dengan waktu, ikan belida menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Sebagai alternatif, para pembuat pempek mulai menggunakan ikan tenggiri (Scomberomorus commerson), yang lebih mudah ditemukan dan memiliki harga lebih terjangkau.


Saat ini, pempek berbahan dasar ikan tenggiri lebih umum ditemukan di banyak daerah, terutama di luar Sumatera Selatan, karena ketersediaannya yang stabil dan harga yang lebih ramah di kantong. Walaupun banyak daerah di Indonesia membuat pempek, pempek asli Palembang tetap memiliki keunikan tersendiri. Berikut perbedaannya:


Cuko (Kuah Cuka): Pempek Palembang memiliki cuko yang lebih kental, berwarna coklat gelap, dengan kombinasi rasa asam, manis, pedas, dan sedikit pahit dari gula aren berkualitas tinggi. Di daerah lain, cuko cenderung lebih encer dan rasa asamnya lebih dominan.


Adonan Ikan: Di Palembang, proporsi ikan terhadap sagu lebih tinggi sehingga menghasilkan rasa ikan yang kuat. Di beberapa daerah lain, untuk menekan biaya, adonan lebih banyak mengandung sagu sehingga pempeknya menjadi lebih kenyal namun kurang rasa ikan.


Jenis Pempek: Pempek Palembang menawarkan variasi jenis seperti pempek kapal selam, lenjer, adaan, kulit, dan keriting. Di daerah lain, variasinya mungkin terbatas hanya pada pempek lenjer dan kapal selam.


Teknik Penyajian: Di Palembang, pempek biasanya digoreng kembali sebelum disajikan agar lebih renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Di beberapa daerah lain, pempek bisa langsung disajikan tanpa digoreng ulang.


Kalau kamu ingin mencoba membuat pempek Palembang di rumah, berikut resep sederhananya:


Bahan Adonan:

500 gram daging ikan tenggiri halus

300 gram tepung sagu tani

200 ml air es

1 sdm garam

1 sdt gula pasir

1 butir telur (untuk adonan kapal selam)

Minyak untuk menggoreng


Bahan Cuko:

300 gram gula aren, disisir halus

700 ml air

10 siung bawang putih, haluskan

15 buah cabai rawit merah, haluskan

1 sdm ebi sangrai, haluskan

2 sdm asam jawa, larutkan dalam sedikit air

1 sdt garam


Cara Membuat Pempek:

Campurkan daging ikan tenggiri dengan air es, aduk rata hingga mengental.

Tambahkan garam dan gula, aduk kembali.

Masukkan tepung sagu sedikit demi sedikit hingga adonan bisa dipulung.

Bentuk sesuai selera: lenjer, bulat (adaan), atau kapal selam (isi dengan telur).

Rebus pempek dalam air mendidih hingga mengapung. Angkat dan tiriskan.

Goreng pempek sebelum disajikan agar bagian luarnya renyah.


Cara Membuat Cuko:

Rebus air dan gula aren hingga larut.

Masukkan bawang putih, cabai, ebi, asam jawa, dan garam.

Masak hingga mendidih, lalu saring.


Untuk rasa cuko yang lebih autentik, gunakan gula aren murni dan jangan tergantikan dengan gula merah biasa. Ada beberapa alasan kenapa pempek Palembang tak pernah kehilangan pesonanya. Yakni :

Cita rasa otentik: kombinasi gurih, manis, pedas, dan asam dalam sekali suapan.

Tekstur sempurna: kenyal tapi lembut, tidak keras saat digigit.

Kenangan budaya: makan pempek sambil menikmati sungai Musi atau suasana Palembang membuat pengalaman kuliner makin berkesan.


Dengan mengenali perbedaan bahan dan teknik aslinya, kamu bisa lebih menghargai setiap gigitan pempek yang kamu nikmati. Jadi, saat kamu makan pempek di daerah lain, ingatlah bahwa di balik kenikmatan itu ada warisan budaya yang panjang dari Kota Palembang!

Tuesday, April 29, 2025

Membongkar Misteri Santet Segoro Pitu: Antara Film Horor dan Kepercayaan Mistis Jawa

April 29, 2025 0 Comments

 



    Ilmu Santet Segoro Pitu merupakan film horor Indonesia yang dirilis pada 7 November 2024, disutradarai oleh Tommy Dewo. Film ini dibintangi oleh Christian Sugiono sebagai Sucipto dan Sara Wijayanto sebagai Marni, serta Ari Irham sebagai Ardi dan Sandrinna Michelle sebagai Syifa. Kisahnya diangkat dari kejadian nyata yang terjadi di Semarang pada tahun 1983, yang sempat viral di media sosial.


    Kisah dimulai dengan kehidupan harmonis keluarga Sucipto, seorang pedagang sukses di pasar tradisional. Namun, semuanya berubah ketika Sucipto menemukan sebuah bungkusan misterius di depan tokonya. Sejak saat itu, keluarga mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dan menyeramkan. Sucipto tiba-tiba muntah darah saat makan bersama keluarga. Istrinya, Marni, mengalami sakit perut hebat, dan hasil rontgen menunjukkan adanya benda asing di dalam perutnya. Anak bungsu mereka, Arif, juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia setelah mengalami berbagai peristiwa aneh.


    Ardi, anak sulung yang memiliki indra keenam, bersama adiknya Syifa, mulai menyelidiki kejadian-kejadian tersebut. Mereka menemukan bahwa keluarga mereka menjadi korban santet Segoro Pitu, sebuah ilmu hitam yang dikenal sangat kuat dan mematikan. Santet Segoro Pitu dipercaya berasal dari luar Pulau Jawa dan memerlukan ritual khusus di tujuh titik pantai untuk memanggil kekuatan gaib. Ardi dan Syifa berusaha menghentikan serangan santet tersebut dengan melakukan ritual penangkal, menghadapi berbagai gangguan dari makhluk gaib yang menakutkan.


    Ilmu ini tidak hanya menyajikan kisah horor yang mencekam, tetapi juga menggambarkan perjuangan keluarga Sucipto dalam menghadapi kekuatan gaib yang mengancam kehidupan mereka. Dengan latar belakang budaya dan tradisi Indonesia yang kental, Santet Segoro Pitu menawarkan pengalaman menonton yang menegangkan dan penuh makna.


    Dalam bahasa Jawa, "Segoro Pitu" berarti "Tujuh Lautan". Istilah ini merujuk pada kekuatan mistis yang dipercaya berasal dari tujuh lautan di seberang Pulau Jawa. Dalam kepercayaan masyarakat pesisir selatan Jawa, terutama yang berkaitan dengan Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan, laut dianggap memiliki energi gaib yang kuat. Santet Segoro Pitu diyakini memanfaatkan energi ini melalui ritual khusus yang melibatkan pemanggilan makhluk gaib dari tujuh lautan tersebut. Mitos dan Fakta Seputar Santet Segoro Pitu


Mitos:

  • Santet Segoro Pitu dianggap sebagai salah satu ilmu hitam paling kuat dan sulit dilawan.
  • Praktik ini melibatkan ritual rumit dengan sesaji tertentu, termasuk air dari tujuh pantai yang berbeda.
  • Sering digunakan untuk mencelakai orang yang dianggap bersalah atau memiliki masalah dengan pelaku santet.
  • Korban mengalami penderitaan fisik dan mental yang parah, bahkan bisa berujung pada kematian.

Fakta:

    Meskipun banyak cerita yang beredar, kebenaran tentang santet Segoro Pitu sulit dibuktikan secara ilmiah. Beberapa kasus yang dikaitkan dengan santet seringkali dapat dijelaskan melalui gangguan kesehatan fisik atau mental. Namun, kepercayaan terhadap santet masih kuat di beberapa daerah, mempengaruhi cara masyarakat menyikapi kejadian-kejadian aneh.


Ritual dan Proses Pelaksanaan Santet Segoro Pitu

    Untuk menguasai ilmu Santet Segoro Pitu, seseorang harus menjalani serangkaian ritual yang kompleks dan berisiko tinggi. Pelaku ritual mengucapkan mantra dan memanggil makhluk gaib agar energi negatif dapat dikirimkan kepada korban. Ritual ini biasanya dilakukan di tepi pantai dan melibatkan beberapa hal di bawah ini :

  1. Air Laut: Diambil dari tujuh titik berbeda yang dipercaya mengandung energi kuat.
  2. Sesaji: Makanan atau minuman tertentu sebagai persembahan kepada makhluk gaib laut
  3. Kembang Tujuh Rupa: Bunga-bunga tertentu yang dianggap memiliki nilai magis.
  4. Boneka atau Benda Pribadi Korban: Digunakan sebagai media untuk menyalurkan santet


    Santet Segoro Pitu telah menjadi bagian dari budaya populer Indonesia, terutama melalui film dan media sosial. Film Santet Segoro Pitu menampilkan detail ritual yang autentik, termasuk penggunaan air dari tujuh pantai, yang menambah elemen mistis dan menegangkan dalam cerita. Penggambaran yang realistis dan atmosfer yang mencekam membuat elemen mistis dalam film ini terasa sangat nyata dan memberikan pengalaman menonton yang intens. Santet Segoro Pitu merupakan fenomena yang menarik dalam budaya Jawa, menggabungkan kepercayaan mistis, ritual kompleks, dan cerita-cerita menyeramkan. Meskipun kebenarannya sulit dibuktikan secara ilmiah, kepercayaan terhadap santet ini masih kuat di beberapa daerah. Film Santet Segoro Pitu berhasil mengangkat kisah ini ke layar lebar, memberikan gambaran yang mendalam tentang teror yang dialami oleh korban santet dan memperkaya khazanah film horor Indonesia.




Monday, April 28, 2025

Tempe: Keunikan Khas Indonesia yang Mendunia dan Menjadi Favorit Dunia

April 28, 2025 0 Comments

 



    Tempe adalah salah satu makanan khas Indonesia yang sudah dikenal luas di seluruh dunia. Makanan berbahan dasar kedelai ini tidak hanya terkenal di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi tren internasional. Dengan proses pembuatan yang sederhana dan manfaat kesehatan yang luar biasa, tempe berhasil menarik perhatian para ahli gizi dan pecinta kuliner di berbagai belahan dunia. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang tempe, keunikannya, serta mengapa tempe semakin populer di dunia internasional.


    Tempe adalah produk fermentasi kedelai yang berasal dari Indonesia, tepatnya dari Pulau Jawa. Tempe terbuat dari kedelai yang direndam, direbus, lalu difermentasi menggunakan jamur Rhizopus oligosporus. Proses fermentasi ini menghasilkan produk yang padat dan memiliki tekstur yang kenyal serta rasa yang khas, dengan sedikit rasa asam yang menyegarkan. Tempe dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan, mulai dari digoreng, dipanggang, hingga dimasak dalam berbagai masakan khas Indonesia, seperti tempe orek, sambal tempe, atau tempe bacem. Meskipun tempe sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Indonesia, popularitasnya semakin meluas seiring dengan tren makanan sehat di dunia internasional. Tempe kini ditemukan hampir di setiap negara, terutama di kalangan masyarakat yang menerapkan pola makan vegetarian atau vegan.


    Keunikan tempe tidak hanya terletak pada rasa dan manfaatnya, tetapi juga pada proses pembuatannya. Berbeda dengan produk kedelai lainnya, seperti tahu atau susu kedelai, tempe melalui proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme alami. Ini membuat tempe kaya akan probiotik, yang bermanfaat untuk pencernaan dan kesehatan usus.


    Pembuatan tempe diawali dengan merendam kedelai dalam air selama beberapa jam hingga kulitnya terlepas. Kedelai kemudian direbus dan didinginkan. Setelah itu, kedelai diberi jamur Rhizopus, lalu dibungkus dalam daun pisang atau plastik dan dibiarkan pada suhu kamar selama 24-48 jam untuk proses fermentasi. Selama proses ini, jamur akan berkembang biak dan mengikat kedelai menjadi satu kesatuan padat yang disebut tempe. Proses fermentasi ini menghasilkan tempe yang kaya akan protein, serat, serta vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh.


    Salah satu alasan tempe menjadi favorit di seluruh dunia adalah kandungan nutrisinya yang sangat baik. Tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat baik, bahkan seringkali menjadi pengganti daging bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan. Satu potong tempe (sekitar 100 gram) mengandung sekitar 19 gram protein, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahu yang hanya mengandung sekitar 8 gram protein per 100 gram. Protein dalam tempe juga mudah dicerna oleh tubuh karena proses fermentasi yang meningkatkan ketersediaan asam amino. Selain protein, tempe juga mengandung banyak serat, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Tempe juga kaya akan vitamin B, khususnya B12, yang sangat penting bagi mereka yang tidak mengonsumsi produk hewani. Di samping itu, tempe juga mengandung mineral penting seperti besi, kalsium, magnesium, dan fosfor yang mendukung berbagai fungsi tubuh.


    Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pola makan sehat, tempe semakin banyak dikenal di luar Indonesia. Tempe tidak hanya diterima oleh komunitas vegetarian dan vegan, tetapi juga menjadi bagian dari diet sehat yang banyak dianut oleh masyarakat urban di seluruh dunia. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Australia telah memasukkan tempe dalam menu makanan mereka, baik dalam restoran maupun di supermarket. Selain itu, tempe juga sering muncul dalam berbagai acara kuliner internasional. Salah satu contoh adalah di ajang "World Vegan Summit", di mana tempe sering dijadikan bahan utama dalam masakan yang disajikan. Keunikan tempe sebagai sumber protein nabati yang tinggi membuatnya menjadi pilihan utama dalam menu vegetarian dan vegan di banyak negara. Bahkan, beberapa restoran terkenal di dunia, seperti di New York dan Los Angeles, menjadikan tempe sebagai bahan utama dalam hidangan mereka.


    Selain manfaat kesehatan, tempe juga dipandang sebagai makanan yang ramah lingkungan. Berbeda dengan industri daging yang membutuhkan banyak sumber daya alam dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi, produksi tempe jauh lebih ramah lingkungan. Kedelai yang digunakan untuk membuat tempe dapat tumbuh dengan lebih efisien dan membutuhkan lebih sedikit lahan serta air dibandingkan dengan produksi daging. Karena tempe adalah produk berbasis tanaman, itu menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia tanpa merusak lingkungan. Hal ini menjadikan tempe semakin populer di kalangan mereka yang peduli terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.


    Tidak hanya karena manfaat kesehatan dan ramah lingkungan, tempe juga semakin dikenal karena keberagaman olahannya. Makanan ini bisa diolah menjadi berbagai hidangan yang menggugah selera, mulai dari tempe goreng, tempe penyet, hingga tempe yang dimasak dengan bumbu khas dari berbagai negara. Bahkan, tempe juga bisa diolah menjadi tempe burger, tempe saus tiram, dan banyak variasi lainnya yang lebih modern.


    Di Indonesia, tempe adalah bagian dari budaya kuliner yang telah turun-temurun. Namun, kini tempe juga telah menjadi makanan global yang diadaptasi dalam berbagai jenis masakan. Bagi banyak orang di luar Indonesia, tempe bukan hanya sekadar makanan tradisional, tetapi juga simbol dari gaya hidup sehat dan keberlanjutan.


    Tempe tidak hanya menjadi simbol kuliner Indonesia, tetapi juga menjadi makanan global yang dipilih oleh mereka yang peduli dengan kesehatan dan lingkungan. Keunikan tempe yang terletak pada proses pembuatannya, kandungan nutrisinya yang tinggi, serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai jenis masakan membuat tempe semakin dicari oleh para penggemar kuliner di seluruh dunia. Dari pasar tradisional di Indonesia hingga supermarket internasional, tempe kini telah hadir di mana-mana. Bagi Anda yang belum pernah mencoba tempe, ini adalah saat yang tepat untuk menjelajahi keunikan dan manfaat luar biasa dari makanan yang telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Tempe, makanan tradisional yang kini mendunia, bisa menjadi pilihan sehat dan bergizi bagi siapa saja yang ingin menikmati kuliner yang lezat dan bermanfaat bagi tubuh dan lingkungan.


Tari Piring Sumatera Barat: Keindahan Gerak dan Filosofi Budaya yang Mengagumkan

April 28, 2025 0 Comments

 



    Tari Piring adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Barat, Indonesia. Tarian ini sangat terkenal dengan keindahan gerakan serta filosofi budaya yang terkandung di dalamnya. Tari Piring tidak hanya menjadi salah satu identitas budaya Minangkabau, tetapi juga merupakan salah satu bentuk ekspresi seni yang memiliki daya tarik yang sangat kuat di kalangan masyarakat lokal maupun internasional. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah, makna, serta keunikan Tari Piring yang telah dikenal luas.


    Tari Piring, yang juga dikenal dengan nama "Tari Piriang", berasal dari Sumatera Barat, tepatnya dari suku Minangkabau. Tarian ini memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan tradisi masyarakat Minangkabau yang agraris dan mengutamakan kebersamaan. Tari Piring awalnya digunakan sebagai bagian dari upacara adat atau sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu dalam perayaan-perayaan tertentu.


    Pada zaman dahulu, Tari Piring dilakukan untuk merayakan hasil panen atau untuk menyambut datangnya musim tanam baru. Piring yang digunakan dalam tarian ini melambangkan simbol kehidupan masyarakat yang erat kaitannya dengan alam, pertanian, serta hasil bumi yang melimpah. Tari Piring juga digunakan dalam rangkaian acara pernikahan, upacara adat, dan pesta rakyat, sebagai wujud kegembiraan dan syukur atas keberhasilan mereka.


    Tari Piring bukan hanya sekedar pertunjukan seni, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam. Setiap gerakan dalam Tari Piring menggambarkan nilai-nilai hidup masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi semangat kebersamaan, keberanian, dan rasa syukur terhadap Tuhan. Piring yang digunakan dalam tarian ini memiliki makna simbolik. Sebagai alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, piring melambangkan keseimbangan dan kelimpahan. Dalam tarian, piring yang berputar dengan indah di tangan penari mencerminkan keharmonisan hidup yang harus dijaga agar tetap seimbang antara manusia dengan alam dan Tuhan. Selain itu, gerakan menari dengan piring yang tidak pernah terjatuh juga mengajarkan tentang kesabaran dan ketekunan dalam menjalani kehidupan. Penari harus dapat menjaga keseimbangan tubuh serta piring di tangannya, yang menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup.


    Tari Piring memiliki gerakan yang unik dan memukau. Penari Tari Piring biasanya menggunakan piring kecil yang terbuat dari keramik atau kaca, yang dipegang dengan kedua tangan. Dalam setiap gerakan, penari harus menjaga piring tetap stabil dan tidak jatuh, meskipun mereka bergerak cepat dan memutar tubuh dengan penuh semangat. Gerakan dalam Tari Piring didominasi oleh gerakan tangan yang mengayun, memutar piring, serta gerakan kaki yang lincah. Penari akan memperlihatkan kelincahan serta kekompakan tubuh, yang mengesankan penonton dengan keindahan dan keluwesan gerakan mereka. Tari ini dilakukan secara berkelompok, biasanya terdiri dari beberapa penari wanita yang tampil bersama-sama, menambah kesan harmonis dan serasi dalam pertunjukan.


    Seperti halnya tarian tradisional lainnya, Tari Piring juga diiringi dengan musik tradisional yang khas. Musik yang mengiringi Tari Piring biasanya menggunakan alat musik tradisional Minangkabau, seperti gambang, rebana, kendang, dan saluang. Irama yang dihasilkan oleh alat musik tersebut memberikan ritme yang hidup dan dinamis, yang membuat tarian ini semakin menghidupkan suasana dan menambah semangat penari. Musik dalam Tari Piring tidak hanya berfungsi sebagai pengiring, tetapi juga membantu membangun atmosfer dan emosi dalam pertunjukan. Irama musik yang cepat dan bersemangat mengikuti gerakan penari, menciptakan kesan energi yang menggebu-gebu. Kombinasi gerakan tari yang anggun dengan musik yang menggugah menjadikan Tari Piring sangat menarik untuk ditonton.


    Keunikan Tari Piring terletak pada penggunaan piring sebagai properti utama dalam tarian ini. Piring bukan hanya sekedar alat peraga, tetapi menjadi simbol penting yang membawa pesan moral dan budaya bagi masyarakat. Dalam setiap pertunjukan, penari harus memperhatikan ketepatan gerakan agar piring tetap berada di tangan dan tidak jatuh. Selain itu, Tari Piring juga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan tarian tradisional lainnya. Gerakan tangan yang lentur dan kaki yang menari dengan lincah menggambarkan kelincahan dan ketangkasan penari. Di samping itu, Tari Piring selalu dilakukan dalam kelompok, menciptakan suasana kebersamaan dan kerjasama antar penari yang sangat terasa dalam setiap langkah mereka.


    Tari Piring memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kebudayaan Minangkabau. Tarian ini merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda. Melalui Tari Piring, masyarakat Minangkabau dapat mengungkapkan rasa cinta terhadap tanah air dan budaya mereka, sekaligus menyampaikan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Selain itu, Tari Piring juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang menarik bagi para pengunjung yang datang ke Sumatera Barat. Melalui pertunjukan Tari Piring, para wisatawan dapat mengenal lebih dekat budaya Minangkabau yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur.


    Tari Piring bukan hanya sekedar tarian yang memukau dengan gerakan yang anggun, tetapi juga sarat dengan makna dan filosofi budaya yang mendalam. Tarian ini menjadi simbol kebersamaan, keberanian, serta rasa syukur masyarakat Minangkabau terhadap alam dan Tuhan. Keindahan gerakan, irama musik yang mendukung, dan penggunaan piring sebagai properti menjadikan Tari Piring sebagai salah satu warisan budaya yang sangat layak untuk dilestarikan dan diperkenalkan ke dunia internasional. Melalui Tari Piring, kita dapat mempelajari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap gerakan dan simbol yang ada.

QRIS Mengusik Amerika: Inovasi Pembayaran Indonesia yang Mencuri Perhatian Dunia

April 28, 2025 0 Comments

 



    Di era digital saat ini, kecepatan dan kemudahan transaksi menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Indonesia, melalui Bank Indonesia (BI), meluncurkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada 17 Agustus 2019. QRIS adalah standar nasional pembayaran berbasis kode QR yang menyatukan berbagai metode pembayaran digital ke dalam satu sistem terpadu. Sebelum QRIS diperkenalkan, konsumen dan merchant di Indonesia dihadapkan pada banyaknya variasi QR code dari berbagai penyedia layanan seperti OVO, DANA, GoPay, LinkAja, hingga ShopeePay. Setiap aplikasi memiliki kode tersendiri, menyulitkan para pengguna dan pelaku usaha kecil. Melalui QRIS, cukup satu QR code yang bisa menerima semua pembayaran dari berbagai aplikasi e-wallet dan mobile banking.


    Inovasi ini bukan hanya mempercepat transaksi, tetapi juga mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Bahkan, QRIS juga digunakan untuk pembayaran lintas negara di kawasan ASEAN, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Dengan kata lain, QRIS bukan lagi hanya milik Indonesia, tetapi telah menjadi alat transaksi antarnegara. Namun, kesuksesan QRIS ini mulai "mengusik" perhatian dunia, termasuk Amerika Serikat. Mengapa demikian?


    Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai pemimpin global dalam teknologi keuangan (fintech), kartu kredit, dan sistem pembayaran seperti Visa, Mastercard, hingga PayPal. Model bisnis pembayaran di AS masih sangat bergantung pada infrastruktur kartu (debit dan kredit), yang memungut biaya merchant fee cukup tinggi (sekitar 2-3% per transaksi). Sementara itu, QRIS menawarkan sesuatu yang berbeda:

  • Transaksi real-time tanpa keterlibatan kartu fisik.
  • Biaya transaksi sangat rendah (merchant discount rate hanya 0,7% untuk UMKM di Indonesia).
  • Interoperabilitas luas antar platform.
  • Tanpa ketergantungan pada bank besar.


    Inovasi ini membuka mata banyak negara berkembang: bahwa mereka bisa membangun ekosistem pembayaran sendiri, tanpa bergantung pada jaringan kartu Amerika. Jika model seperti QRIS diadopsi secara luas, ketergantungan pada perusahaan-perusahaan raksasa Amerika akan menurun drastis. Tak heran jika di balik layar, mulai terdengar kekhawatiran industri keuangan Amerika atas potensi "disrupsi" ini.


    QR code payment sebenarnya bukan barang baru. Tiongkok sudah terlebih dahulu menggunakan sistem serupa melalui Alipay dan WeChat Pay. Namun, pendekatan Indonesia melalui QRIS lebih sistematis,  dibuat standar nasional di bawah regulasi resmi, diterapkan secara merata dari kota besar hingga pelosok desa, dan disiapkan untuk transaksi lintas negara. Bahkan pada 2024, Indonesia bersama Malaysia dan Thailand telah mengintegrasikan pembayaran QR lintas negara dengan QRIS. Seorang wisatawan Indonesia dapat membayar makan di Bangkok cukup dengan memindai QRIS dari dompet digital lokalnya, tanpa perlu menukar uang atau membuka rekening bank asing. Ini adalah langkah besar menuju kemandirian ekonomi digital regional.


    Jika pendekatan seperti QRIS ini sukses diperluas ke lebih banyak negara, dominasi dolar AS dalam transaksi kecil (mikrotransaksi) akan semakin tergerus. Dunia tak lagi harus selalu bergantung pada sistem pembayaran berbasis AS. Ada beberapa alasan mengapa QRIS dianggap "mengusik" model lama yang dikuasai Amerika:

  1. Di Amerika, merchant harus membayar biaya cukup tinggi kepada penyedia kartu seperti Visa dan Mastercard. QRIS memotong jalur ini, membuat biaya lebih murah untuk pedagang kecil.
  2. QRIS berbasis pembayaran langsung dari saldo e-wallet atau mobile banking. Tidak ada konsep "utang" seperti pada kartu kredit yang menjadi salah satu sumber pendapatan besar bank Amerika.
  3. QRIS dirancang untuk memudahkan usaha kecil dan menengah (UMKM), yang dalam banyak sistem konvensional seringkali diabaikan karena biaya masuk yang mahal.
  4. Dengan transaksi berbasis kode QR lokal, data pembayaran tidak otomatis mengalir ke perusahaan luar negeri. Ini menjaga kedaulatan data nasional.


    Meskipun Amerika Serikat belum secara terbuka mengkritik QRIS, tanda-tanda kekhawatiran mulai terlihat diaman investasi besar-besaran di sektor fintech lokal untuk mempercepat inovasi pembayaran berbasis QR, Upaya memperluas adopsi teknologi NFC dan contactless payment yang lebih mengandalkan hardware eksklusif buatan AS, dan Dorongan diplomatik agar negara-negara berkembang tetap memakai jaringan kartu global. Amerika memahami bahwa kehilangan dominasi dalam infrastruktur pembayaran sama artinya dengan kehilangan kontrol atas jalur keuangan dunia. Bagi negara seperti Indonesia, keberhasilan QRIS adalah simbol kemandirian ekonomi digital atau sesuatu yang dianggap berpotensi mengubah lanskap geopolitik keuangan.


    Dukungan pemerintah dan komunitas bisnis, QRIS berpeluang menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia di masa depan. Namun Meski diakui sebagai inovasi cerdas, QRIS memiliki banyak tantangan seperti :

  1. Perluasan ke lebih banyak negara, Kolaborasi lintas negara harus diperkuat agar QRIS benar-benar menjadi standar regional atau bahkan global.
  2. Edukasi pengguna, Banyak masyarakat di daerah masih awam tentang penggunaan QRIS secara aman.
  3. Persaingan dengan teknologi lain, Seperti blockchain payment atau Central Bank Digital Currency (CBDC) yang juga sedang dikembangkan banyak negara. 


    QRIS adalah bukti bahwa inovasi tidak harus datang dari negara besar. Indonesia, lewat langkah sederhana namun strategis, menunjukkan kepada dunia bahwa ekosistem pembayaran yang efisien, murah, dan inklusif bisa dibangun sendiri. Bagi Amerika Serikat, model seperti QRIS adalah ancaman terhadap dominasi lama mereka. Dunia kini mulai melihat opsi baru yang lebih beragam, dan bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan, standar-standar pembayaran global akan bergeser ke arah yang lebih lokal dan berdaulat. QRIS bukan hanya tentang kemudahan bertransaksi. Ini adalah tentang keberanian untuk membangun masa depan sendiri.


Sunday, April 27, 2025

Kue Klepon Viral di Instagram! Disajikan Elegan Ala Cafe – Klepon Modern di Solo

April 27, 2025 0 Comments

 


    Klepon adalah salah satu kue tradisional yang sangat populer di Indonesia, terutama di daerah Jawa, namun juga dikenal luas di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. Klepon berasal dari budaya kuliner Jawa, khususnya dikenal dalam tradisi pasar-pasar tradisional dan acara-acara hajatan di Pulau Jawa. Nama "klepon" sendiri berasal dari bahasa Jawa. Di luar Jawa, klepon juga dikenal dengan nama onde-onde (meskipun berbeda dengan onde-onde wijen yang diisi kacang hijau dan digoreng).


    Klepon sudah ada sejak zaman dahulu dan termasuk dalam kategori jajan pasar  yaitu camilan tradisional yang biasa dijajakan di pasar-pasar tradisional. Ia biasa disajikan bersama dengan jajanan lain seperti lupis, cenil, dan getuk. Klepon adalah kue berbentuk bola kecil berwarna hijau yang kenyal di luar dan meletuskan manisnya gula merah di dalam saat digigit. Bahan utama klepon biasanya meliputi:

  • Tepung ketan putih – sebagai bahan dasar untuk menghasilkan tekstur kenyal.
  • Air daun pandan/suji – memberikan warna hijau alami sekaligus aroma khas.
  • Gula merah (gula aren) – dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam adonan sebagai isian.
  • Kelapa parut – digunakan untuk baluran luar setelah klepon dikukus.


    Klepon bukan sekadar makanan, tapi juga punya filosofi dalam budaya Jawa. Isian gula merah yang meletus di dalam menggambarkan bahwa sesuatu yang tampak sederhana di luar, bisa memiliki isi yang manis dan mengejutkan di dalam. Ini bisa diartikan sebagai nasihat agar tidak menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Klepon juga sering dihidangkan dalam acara slametan atau syukuran sebagai lambang rasa manis kehidupan yang diharapkan pemilik hajat. Kini, klepon telah mengalami transformasi yang cukup kreatif, terutama untuk menjawab selera generasi muda:

  • Klepon dengan isian lumer lava gula aren.
  • Klepon latte atau es klepon – minuman yang mengadopsi rasa klepon sebagai flavor.
  • Klepon tart atau klepon cake roll.
  • Klepon yang disajikan ala café dengan plating modern.


    Klepon kini hadir dalam tampilan modern yang elegan ala cafe di Solo bernama Omah Klepon. Inovasi ini berhasil menarik perhatian pecinta kuliner dan pengguna media sosial, terutama Instagram, karena penyajiannya yang estetis dan cita rasa yang tetap otentik. Omah Klepon didirikan dengan tujuan untuk melestarikan jajanan tradisional Indonesia, khususnya klepon, dengan sentuhan modern agar dapat diterima oleh generasi muda. Nama "Omah Klepon" sendiri berarti "Rumah Klepon", mencerminkan komitmen mereka untuk menjadi tempat yang menghadirkan klepon dalam berbagai inovasi rasa dan tampilan.​ Filosofi mereka adalah menggabungkan tradisi dan inovasi, sehingga klepon tidak hanya menjadi makanan nostalgia, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup modern.​ Salah satu tempat yang menyajikan klepon modern ini adalah Omah Klepon, yang berlokasi di:​


Omah Klepon
Jl. Merpati No.39 B, Kerten, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57143​


    Tempat ini mudah diakses dan berada di kawasan strategis di Solo, menjadikannya destinasi kuliner yang wajib dikunjungi.​ Omah Klepon menawarkan berbagai varian klepon dengan sentuhan modern, antara lain:​

Klepon Original: Klepon klasik dengan isian gula merah cair dan taburan kelapa parut.

Klepon Ubi Ungu: Menggunakan ubi ungu sebagai bahan dasar, memberikan warna dan rasa yang unik.

Klepon Pandan Latte: Klepon yang disajikan dengan saus pandan latte, memberikan aroma dan rasa yang khas.

Klepon Cake: Perpaduan antara klepon dan kue bolu, menciptakan sensasi baru dalam menikmati klepon.

Klepon Ice Cream: Es krim dengan rasa klepon, cocok untuk pencinta dessert dingin.​

Selain klepon, Omah Klepon juga menyediakan minuman tradisional dan modern yang cocok untuk menemani santapan Anda.​





Friday, April 25, 2025

Tari Saman: Simfoni Tangan dari Tanah Serambi Mekah yang Mendunia

April 25, 2025 0 Comments

 



Jika ada satu tarian Indonesia yang bisa membuat dunia terpukau hanya dengan gerakan tangan dan tubuh tanpa alat musik sama sekali, maka itulah Tari Saman. Lahir dari tanah Aceh yang religius, Tari Saman bukan sekadar seni pertunjukan, tapi juga sebuah wujud dari kebersamaan, disiplin, dan spiritualitas yang kental. Tarian ini bukan hanya memikat hati warga lokal, tapi juga membuat decak kagum panggung-panggung budaya dunia. Maka tak heran, UNESCO pun menetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada 2011. Tapi, apakah kita benar-benar memahami makna di balik gemuruh tepuk tangan dan gerak tubuh para penari ini?


Tari Saman berasal dari suku Gayo di Aceh Tengah, dan dipercaya diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama besar yang menyebarkan agama Islam lewat pendekatan budaya. Ia menyelipkan nilai-nilai dakwah dan pendidikan agama dalam tarian yang mulanya disebut Pok Ane ini. Uniknya, Tari Saman awalnya hanya dilakukan oleh para pria dewasa sebagai bentuk pengajaran dan syiar Islam. Gerakannya yang harmonis mencerminkan keselarasan dalam menyampaikan pesan moral dan etika. Kini, tarian ini tidak hanya dibawakan di lingkungan pesantren, tetapi juga tampil memukau dalam berbagai festival nasional hingga internasional.


Berikut Keunikan Tari Saman yang Tak Tertandingi :

  1. Tanpa Alat Musik, Hanya Suara Tubuh , Tidak ada gendang atau gamelan. Yang terdengar hanyalah suara penari seperti tepukan tangan, hentakan dada, petikan jari, dan nyanyian khas Aceh yang berpadu menjadi harmoni luar biasa.
  2. Gerakan Cepat dan Kompak. Tari Saman dikenal karena gerakannya yang sangat cepat, sinkron, dan berubah-ubah dalam hitungan detik. Tidak ada ruang untuk satu pun penari yang salah semua harus tepat, satu irama.
  3. Formasi Duduk. Para penari duduk bersila dan bergerak hanya menggunakan tubuh bagian atas. Posisi ini menuntut kekuatan otot inti dan kelenturan luar biasa, menjadikan tarian ini sebagai tantangan fisik sekaligus spiritual.
  4. Simbol Persatuan dan Disiplin. Tari ini adalah lambang persatuan. Tidak ada penari utama semua sejajar. Ini menyampaikan pesan bahwa kekompakan lebih kuat dari individualitas.


Di era digital ini, di mana TikTok dan reels mendominasi layar, Tari Saman menjadi representasi nyata bahwa budaya lokal bisa lebih powerful daripada tren global. Ketika video Tari Saman tampil di YouTube atau Instagram, netizen dari luar negeri sering membanjiri kolom komentar dengan rasa kagum dan pujian.


“Is this even humanly possible?”, tulis salah satu penonton asal Jerman.


Kita hidup di zaman ketika budaya tradisional dianggap “ketinggalan zaman.” Tapi Tari Saman justru hadir sebagai anti-tesis dari budaya instan. Ia adalah lambang dari latihan keras, kekompakan komunitas, dan kesenian yang mendalam maknanya.


Awalnya Tari Saman hanya dibawakan oleh laki-laki, tetapi kini banyak sekolah dan komunitas yang menampilkan versi wanita. Ini menjadi simbol bahwa budaya bisa beradaptasi tanpa kehilangan nilai aslinya. Meski begitu, banyak komunitas adat yang tetap menjaga kemurnian tari ini, terutama saat dipentaskan dalam acara adat atau keagamaan. Perempuan dan laki-laki diberi ruang masing-masing untuk mengekspresikan nilai dalam batas adat yang telah ditentukan. Salah satu elemen penting dalam Tari Saman adalah lagu dan syair yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Syair ini biasanya berisi: Nasihat agama, Petuah moral, Cerita rakyat, Puji-pujian kepada Allah.


Inilah yang menjadikan Tari Saman bukan sekadar hiburan, tapi alat penyampai pesan spiritual dan sosial. Di tengah gemuruh tepukan dan hentakan, terselip suara yang mengajak manusia untuk hidup dalam kebaikan dan harmoni. Tari Saman sudah tampil di berbagai negara: Jepang, Amerika, Australia, Jerman, hingga Arab Saudi. Bahkan banyak universitas di luar negeri menjadikan Tari Saman sebagai bagian dari studi budaya atau pertunjukan seni tahunan.


Pada tahun 2011, Tari Saman secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia yang membutuhkan perlindungan mendesak. Ini menjadi momen penting bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk terus melestarikan tarian ini. Beberapa konten Tari Saman telah viral di TikTok dan YouTube Shorts, karena gerakannya yang begitu memukau. Banyak kreator dari luar negeri membuat konten reaction video yang memperlihatkan ekspresi takjub mereka.


Mengapa ini penting?

Karena di era algoritma, sesuatu yang unik dan ‘tidak bisa ditiru’ punya daya viral yang lebih tinggi. Dan Tari Saman punya itu semua.


Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Tari Saman?

  1. Kompak itu Kuat: Satu penari salah, rusak semuanya. Ini menunjukkan pentingnya kebersamaan, koordinasi, dan saling percaya.
  2. Warisan Bukan untuk Dipajang, tapi Dihidupkan: Tari Saman bukan fosil budaya. Ia hidup, bernafas, dan terus berkembang.
  3. Jangan Malu Jadi Indonesia: Di saat dunia sibuk mencari identitas, kita punya warisan budaya yang luar biasa. Saman membuktikan bahwa kearifan lokal bisa membanggakan secara global.
  4. Tari Saman bukan sekadar tarian. Ia adalah narasi visual tentang Aceh, tentang Islam yang damai, tentang semangat gotong royong, dan tentang Indonesia yang kaya budaya.


Di tengah banjir konten asing, mari kita jadi bagian dari generasi yang menyuarakan “Budaya Kita Layak Viral.” Jangan biarkan Tari Saman hanya jadi tontonan wisata. Mari jadikan ia bagian dari identitas bangsa yang kita banggakan dan sebarkan ke dunia.

Roti Sobek Jumbo Isi Lumer! Viral di Jogja, Laris Manis!

April 25, 2025 0 Comments

 



    Yogyakarta kembali menghadirkan inovasi kuliner yang menggoda, kali ini dengan kehadiran Roti Sobek Jumbo Isi Lumer yang tengah viral di kalangan pecinta kuliner. Dengan ukuran jumbo, isian yang melimpah, dan tekstur roti yang lembut, sajian ini berhasil menarik perhatian banyak orang, baik warga lokal maupun wisatawan.


    Esick Bakery, yang berlokasi di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, dikenal dengan produk unggulannya, Roti Sobek Jumbo Isi Lumer. Inovasi ini lahir dari dedikasi pemiliknya, Esik Sri Murwani, yang memulai usaha ini pada 14 Maret 2007 dengan tujuan menyediakan roti berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.​ Nama "Esick" berasal dari nama pemiliknya, Esik Sri Murwani, yang mencerminkan komitmen pribadi dalam setiap produk yang dihasilkan. Filosofi di balik usaha ini adalah untuk bermanfaat bagi umat, menjadi talang rezeki bagi karyawan, dan menjadikan usaha ini sebagai jembatan menuju keberkahan. Esik juga berharap toko kuenya menjadi tempat mencari rezeki sekaligus tempat ibadah yang membawa keberkahan. ​ Beberapa faktor yang membuat Roti Sobek Jumbo Isi Lumer menjadi viral di Jogja antara lain :

  • Adonan Roti yang Lembut: Menggunakan bahan berkualitas tinggi dan teknik pengulenan yang tepat untuk menghasilkan tekstur roti yang empuk dan lembut.
  • Isian Melimpah: Beragam pilihan isian seperti cokelat, keju, dan sosis yang lumer di mulut, memberikan sensasi rasa yang kaya.
  • Harga Terjangkau: Dengan harga mulai dari Rp9.000, pelanggan mendapatkan porsi besar dengan rasa yang memuaskan.
  • Inovasi Rasa: Esick Bakery terus berinovasi dengan menghadirkan varian rasa baru yang sesuai dengan selera konsumen.

Harga yang terjangkau dengan porsi yang besar menjadikan menu-menu ini favorit di kalangan pelanggan. Berikut beberapa menu andalan yang ditawarkan:

  • Roti Sobek 9 RasaRp40.000
  • Roti Pisang Coklat Jumbo – Rp10.500
  • Roti Pisang Keju Jumbo – Rp10.500
  • Roti Pisang Original Jumbo – Rp9.000
  • Roti Sosis Pedas Jumbo – Rp9.000
  • Roti Korean Garlic Jumbo – Rp15.000
  • Brownies Kukus Topping Meeses, Keju, Mix Keju MeesesRp45.000


Esick Bakery
Jl. Babadan Gedong Kuning No. 738, Jomblangan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198

Jam Operasional: Setiap hari, pukul 06.00 – 21.00 WIB

Kontak: 0889-8800-2288


Link G-Maps




Prajogo Pangestu: Si Raja Minyak Nabati yang Menyalip Crazy Rich Indonesia

April 25, 2025 0 Comments

 



Nama Prajogo Pangestu mungkin terdengar asing dibandingkan nama-nama besar seperti Chairul Tanjung atau Bambang Hartono. Tapi tahukah kamu bahwa pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat, ini kini menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, bahkan sempat masuk dalam daftar Top 100 orang terkaya dunia versi Forbes tahun 2024?


Yang menarik, kisah hidup Prajogo bukanlah cerita glamor sejak lahir. Ia memulai perjalanan kariernya sebagai sopir truk pengangkut kayu, sebelum perlahan merangkak naik hingga membangun kerajaan bisnis yang kini mencakup sektor petrokimia, energi, dan properti. Ia adalah pendiri Barito Pacific Group, sebuah perusahaan raksasa yang awalnya fokus di bidang kehutanan, sebelum bertransformasi menjadi pemain utama dalam industri petrokimia lewat akuisisi Chandra Asri.


Meski kekayaannya fantastis, ia jarang muncul di media atau ikut campur politik. Ini membuat publik penasaran. Dari bisnis kayu ke petrokimia, dari lokal ke global. Keputusannya mengakuisisi dan mengembangkan Chandra Asri menunjukkan visinya yang jauh ke depan Indonesia bisa jadi kekuatan petrokimia Asia. Lewat IPO beberapa anak perusahaannya seperti Barito Renewables, saham milik Prajogo melesat tinggi, menjadikannya raja baru di lantai bursa. Banyak investor muda kini mengidolakan gerak-geriknya. Cerita dari sopir truk ke miliarder bisa jadi inspirasi untuk banyak anak muda yang merasa ‘terlambat’ atau ‘tidak punya privilege’. Prajogo membuktikan, dengan kerja keras dan insting bisnis, segalanya mungkin.


Di balik sosok sederhana dan jauh dari sorotan, Prajogo Pangestu menyimpan pelajaran penting: kesuksesan sejati bukan tentang berisik di media, tapi konsisten dalam membangun nilai. Di tengah hiruk-pikuk bisnis digital dan start-up, kisah Prajogo jadi pengingat bahwa sektor konvensional pun bisa melahirkan miliarder asalkan kamu jeli melihat peluang dan tidak takut untuk berubah.


Prajogo Pangestu lahir di Kalimantan Barat pada tahun 1944 dari keluarga sederhana keturunan Tionghoa. Kariernya dimulai dari bawah sebagai sopir angkot dan buruh pelabuhan. Ia adalah gambaran nyata seseorang yang “merangkak dari bawah.” Kisah heroiknya dimulai ketika ia dipercaya mengelola bisnis kayu oleh pengusaha lokal. Kepercayaan itu membuka jalan besar baginya hingga akhirnya mendirikan perusahaan sendiri bernama Barito Pacific pada tahun 1979. Sejak saat itu, bisnisnya meroket hingga ke skala internasional.


Yang membuat Prajogo unik adalah kemampuannya melihat peluang. Ketika banyak pengusaha bertahan di satu sektor, ia justru melakukan diversifikasi. Barito Pacific awalnya bergerak di sektor kayu, tetapi kemudian berekspansi ke petrokimia, energi, hingga industri hilir minyak sawit. Perusahaan andalannya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAPC), kini merupakan pemain utama petrokimia di Indonesia. Lewat akuisisi dan ekspansi, ia membangun ekosistem bisnis dari hulu ke hilir dari energi ke bahan baku industri.


Jika kamu sering mendengar nama-nama seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar, hingga crazy rich TikTok lainnya, mungkin kamu akan terkejut mengetahui bahwa kekayaan Prajogo Pangestu jauh melampaui mereka semua. Menurut data Bloomberg dan Forbes tahun 2024, kekayaannya melesat ke atas Rp 600 triliun menjadikannya orang terkaya di Indonesia, melampaui Hartono bersaudara dari Djarum Group. Lompatan ini terutama dipicu oleh kenaikan saham perusahaan-perusahaannya, terutama di sektor energi baru terbarukan dan petrokimia.


Hal paling menarik dari Prajogo adalah sifatnya yang “ghoib” alias jarang muncul di media. Ia tidak punya Instagram, tidak sering wawancara, bahkan wajahnya jarang terpampang di berita. Ini membuat netizen makin penasaran: “Siapa sebenarnya Prajogo Pangestu?”


Ketika publik ramai membicarakan crazy rich yang doyan pamer Lamborghini, Prajogo memilih diam dan bekerja. Justru dari sikap low profile-nya itu, banyak orang melihat sosok yang autentik dan inspiratif bukan sekadar sensasi. Berbeda dengan stigma pengusaha besar yang kerap dituding merusak lingkungan, Prajogo justru menanamkan investasi besar pada energi baru terbarukan. Salah satu proyek andalannya adalah investasi pembangkit listrik dari biomassa dan hidrogen.


PT Barito Renewables Energy, salah satu anak usahanya, fokus pada pengembangan energi hijau. Inilah yang membuatnya bukan hanya kaya, tapi juga relevan di masa depan, di tengah tren global menuju net-zero carbon. Jika kamu butuh inspirasi yang benar-benar membumi, kisah Prajogo adalah jawabannya. Ia tidak terkenal karena kontroversi, bukan pula karena pernikahan mewah, tapi karena konsistensinya membangun bisnis selama puluhan tahun.


Netizen menyebutnya sebagai “taipan tanpa drama”, sebuah julukan yang jarang ditemukan di era digital ini. Banyak orang mulai menyadari bahwa kekayaan sejati bukan dari banyaknya followers, tapi dari nilai dan kontribusi nyata. Dari berbagai sumber yang berhasil menggali informasi tentangnya, diketahui bahwa Prajogo sangat menjunjung nilai kerja keras, loyalitas, dan integritas. Ia dikenal sebagai bos yang sangat menghargai timnya dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan media atau politik. Dalam sebuah wawancara langka, ia pernah mengatakan, “Saya hanya ingin membangun sesuatu yang berguna, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk bangsa ini.”


Yang Bisa Kita Pelajari dari Prajogo adalah Kadang, diam itu emas. Fokuslah pada pekerjaan dan hasil, bukan popularitas. Bangun dari bawah itu bukan kutukan, Justru itu kekuatan. Seperti Prajogo, yang menjadikan masa sulit sebagai motivasi hidup. Inovasi dan keberanian berpikir ke depan. Ia tidak takut menantang arus dengan berinvestasi pada sektor yang dianggap tidak sexy saat itu seperti petrokimia dan energi hijau. Kaya bukan hanya soal uang, tapi juga visi: Prajogo membuktikan bahwa orang kaya bisa menciptakan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.


Prajogo Pangestu bukan hanya sekadar sosok di balik angka triliunan. Ia adalah simbol dari kerja keras yang senyap, ketekunan yang tanpa pamrih, dan inovasi yang berdampak. Di tengah hiruk-pikuk influencer dan viralnya para crazy rich, kisah Prajogo adalah angin segar bahwa sukses tak selalu harus ramai. Bagi kamu para blogger, wirausahawan muda, dan pembaca yang sedang membangun impian, semoga kisah ini jadi pengingat bahwa jalan sunyi kadang adalah jalan yang paling kuat.





Thursday, April 24, 2025

Gamelan Jawa Tengah: Warisan Nada-Nada Sakral dari Tanah Mataram

April 24, 2025 0 Comments

 


Gamelan adalah ensambel musik tradisional Indonesia yang terdiri dari berbagai alat musik seperti gong, kenong, bonang, saron, gender, kendang, dan suling. Setiap alat memiliki suara khas dan fungsi berbeda, menciptakan harmoni kompleks yang menjadi ciri khasnya. Gamelan memiliki banyak versi di seluruh Nusantara, tetapi gamelan Jawa Tengah dikenal karena ritme dan nada yang lebih halus, lambat, dan penuh makna simbolis dibandingkan versi Bali atau Sunda yang lebih dinamis.


Menurut catatan sejarah, gamelan diperkirakan telah ada sejak abad ke-8 di masa Kerajaan Mataram Kuno, Jawa Tengah. Bukti paling awal tentang gamelan ditemukan pada relief Candi Borobudur dan Prambanan, yang menggambarkan musisi memainkan alat mirip gamelan. Asal-usul gamelan konon tidak bisa dipisahkan dari mitologi Jawa. Dalam kisah legenda, Dewa Batara Guru, dewa penguasa Gunung Mahendra, menciptakan gamelan sebagai alat untuk memanggil dewa-dewa lainnya. Dari cerita ini, kita bisa melihat bahwa gamelan tidak hanya dipandang sebagai alat musik, tapi juga benda sakral dan spiritual.


Perkembangan gamelan tak bisa lepas dari peran kerajaan-kerajaan Jawa, terutama Mataram Islam dan Kesultanan Yogyakarta serta Kasunanan Surakarta. Di sinilah gamelan mendapat tempat sebagai musik resmi kerajaan dan bagian penting dalam upacara adat seperti pernikahan, penyambutan tamu kehormatan, dan perayaan keagamaan. Gamelan tidak dimainkan sembarangan. Penataan alat dan pemilihan nada disesuaikan dengan konteks spiritual dan nilai-nilai kejawen. Bahkan hingga kini, gamelan keraton masih digunakan dalam upacara adat seperti Sekaten dan Grebeg Maulud.


Pertunjukan gamelan pertama yang dikenal luas berasal dari lingkungan keraton. Kelompok musik kerajaan adalah yang pertama memperkenalkannya secara formal dalam masyarakat luas. Namun, pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, gamelan mulai diperkenalkan kepada dunia oleh seniman-seniman seperti:

  • Raden Mas Soerjopranoto – tokoh budaya yang mendorong gamelan sebagai bagian dari pendidikan nasional.
  • Ki Nartosabdo – dalang kondang yang juga mempopulerkan gamelan melalui pertunjukan wayang kulit.
  • Kraton Yogyakarta dan Surakarta – lembaga-lembaga ini menjadi pelestari utama, mengajarkan gamelan ke generasi muda.


Pertunjukan gamelan mulai tampil di luar negeri, termasuk dalam World Expo Paris 1889, yang membuat dunia internasional terpukau dengan harmoni unik dari alat-alat ini. Salah satu daya tarik gamelan Jawa Tengah adalah keterkaitannya dengan seni tari. Musik gamelan menjadi pengiring utama untuk tarian klasik Jawa seperti:

  • Tari Bedhaya, tarian sakral yang dibawakan oleh sembilan penari wanita keraton.
  • Tari Srimpi, menggambarkan kelembutan dan keanggunan perempuan Jawa.
  • Tari Gambyong, awalnya sebagai tarian penyambutan tamu kehormatan.


Setiap gerakan tari disesuaikan dengan ketukan kendang dan melodi saron, sehingga menghasilkan pertunjukan yang harmonis dan sarat makna. Gamelan Jawa Tengah memiliki susunan alat yang kompleks namun terorganisir, diantaranya adalah :

  • Kendang : alat ritmis utama yang mengatur tempo dan dinamika.
  • Saron dan Demung : memainkan melodi dasar.
  • Bonang : menyusun pola interlocking dan menambah warna nada.
  • Gender : memperkaya melodi dengan getaran panjang.
  • Kenong dan Kempul : penanda struktur lagu.
  • Gong : memberi penekanan dan akhir dalam satu gongan.
  • Suling dan rebab : memperkuat nuansa melodik.


Uniknya, dalam gamelan, tidak dikenal nada "do, re, mi" seperti musik Barat. Sistem nada gamelan menggunakan slendro (5 nada) dan pelog (7 nada), yang menciptakan suasana emosional berbeda. Lebih dari sekadar alat hiburan, gamelan memiliki fungsi sosial yang sangat dalam. Dimana biasanya dipakai dalam acara seperti :

  1. Ritual Keagamaan: digunakan dalam upacara adat seperti selamatan, ruwatan, hingga peringatan Maulid Nabi.
  2. Pendidikan Karakter: mempelajari gamelan melatih kesabaran, kerja sama, dan konsentrasi.
  3. Diplomasi Budaya: gamelan ditampilkan di berbagai forum internasional sebagai wakil budaya Indonesia.
  4. Terapis Emosional: nada gamelan dipercaya memberi ketenangan dan menyembuhkan stres.


Tak heran jika banyak sekolah dan universitas, baik dalam maupun luar negeri, mulai membuka kelas gamelan sebagai bagian dari kurikulum seni dan budaya. Meski zaman berubah, gamelan tetap hidup. Kini, gamelan digital atau virtual mulai dikembangkan. Bahkan beberapa aplikasi mobile menawarkan simulasi memainkan gamelan untuk menarik generasi muda. Grup-grup gamelan modern seperti Gamelan Sekar Jaya (AS), Gamelan Kyai Fatahillah (Bandung), atau Kyai Kanjeng dengan paduan musik kontemporer menjadi bukti bahwa gamelan terus berevolusi tanpa kehilangan identitasnya.


Di media sosial, gamelan juga tampil dalam konten edukatif di TikTok, YouTube, dan Instagram. Ini menunjukkan bahwa tradisi bisa tetap eksis bila dikemas dengan cara yang kreatif. Gamelan Jawa Tengah bukan hanya alat musik. Ia adalah simbol keharmonisan, spiritualitas, dan identitas bangsa. Dari keraton hingga kampus-kampus luar negeri, gamelan terus mengalun, menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Bagi generasi muda, mengenal dan melestarikan gamelan adalah bentuk cinta tanah air yang nyata. Dan bagi dunia, gamelan adalah suara dari Timur yang menenangkan dan memukau.